Selasa, 25 Januari 2011

Jenis-jenis Meter Air Berdasar Cara Kerja (2)

(sambungan dari postingan sebelumnya)

c.  Meter propeller.
sumber dari caes.uga.edu
Meter propeller terdiri dari tuas berputar atau spindle, sebuah heliks berbentuk impeller, diposisikan dalam arah aliran air. Ketika aliran air masuk pada meter, maka impeller akan berputar. Kecepatan putaran pada impeller berbanding lurus dengan kecepatan aliran.
Putaran dikonversikan melalui kopling magnetik dan meneruskan pada register untuk
menghitung kecepatan aliran dan mengalikan dengan luas penampang tabung meter. Meter air jenis ini biasa digunakan pada aliran irigasi pertanian.



d. Meter Proportional
Meter jenis proporsional biasanya digunakan pada air yang tidak diolah (untreated water) seperti air baku, atau air irigasi. Pada meter ini terpasang saringan (strainer) yang berfungsi menahan material padat sehingga Itu adalah air yang mengandung partikel padat. Pada konstruksi utama meter yang dialiri air tidak ada alat mekanik yang bergerak. Argometer by-pass menggunakan desain turbin tertentu yang terbuat dari material yang tidak mudah aus. Meter irrimag tidak sensitive pada material padat dan aliran air lambat (low flow). Termasuk meter air klas D, Irrimag meter sangat cocok untuk air dari ekstraksi langsung dan aplikasi irigasi. Jenis ini juga ideal untuk meter hidran pemadam kebakaran. 

2. Differential pressure (Perbedaan Tekanan)
    a. Meter Venturi

Meter air Venturi ini dibuat dengan menggunakan prinsip Bernoulli untuk mengukur besarnya aliran air yang lewat.  Pada bagian tengah pipa konstruksi meter mengecil sehingga diameternya lebih kecil daripada pipa di bagian hulu. Cara kerja meter ini adalah apabila aliran air melalui suatu bagian luas penampang pipa yang lebih kecil, maka perubahan kecepatan aliran akan terjadi sehingga menyebabkan kecepatan air akan bertambah.  Perbedaan tekanan juga akan terjadi apabila melalui luas penampang yang berbeda. Meter venturi sesuai untuk jaringan pipa yang berdiameter besar seperti pada meter produksi atau meter intake dan tidak memerlukan banyak perawatan.
sb. mw4rosemount.usinternet.com

b. Meter Orifice 
Cara kerja meter air orifis hampir sama dengan prinsip kerja dengan meter Venturi.  Perbedaan antara meter air orifis dengan meter air venturi adalah meter air orifis mempunyai lempeng bulat mempunyai satu atau lebih lubang di tengahnya yang dipasang ditengah pipa meter. Debit air yang lewat pada meter air orifis dapat ditentukan dengan menggunakan prinsip yang sama dengan meter air venturi.

c. Pitot Tube Meter
d. Flow Nozzle Meter.
Kedua jenis meter ini sangat jarang digunakan di industri air minum, sehingga kali ini tidak dibahas.

Sumber : - Selection, Installation, Testing and Maintenance Water Meter by AWWA
                 - Berbagai sumber lainnya.

(bersambung)




Senin, 24 Januari 2011

Jenis-jenis Meter Air Berdasar Cara Kerja (1)


Meter air sangat penting bagi perusahaan air minum untuk memonitor secara terus-menerus pemakaian air pelanggan sehingga didapat rekening tagihan bulanan yang akurat, selain itu juga berfungsi untuk mengontrol dan mengendalikan pemakaian air pelanggan sesuai dengan kebutuhan. Jenis meter air berdasarkan cara kerja dibagi menjadi : 

A.  Positive Displacement (Volume)
Meter kelompok ini mempunyai tingkat akurasi yang sangat tinggi, termasuk meter klas C. Kelebihan meter jenis ini mudah dibaca tanpa memerlukan keahlian khusus dan mampu membaca pada aliran dengan pressure yang lemah. Meter jenis ini sangat cocok untuk pelanggan domestic dan pelanggan industry kecil. Selain itu jenis meter ini bisa dipasang pada semua posisi. Kelemahan dari meter jenis ini biasanya sangat sensitive terhadap kotoran atau pasir, selain itu tidak bisa pada aliran dengan pressure yang besar. Meter jenis ini bisa juga disebut dengan meter volumetric, karena mekanik yang menggerakan angka meter berdasar dari volume ruangan yang telah ditentukan besarnya dari pabrik. Meter air jenis ini dibagi menjadi 2 :

Nutating Disc Meter - neptuneflowmeter.com
1.  Nutating  Disc Meter.
Meter jenis ini mempunyai lempengan berbentuk cakram/disk yang berada di dalam body meter. Cakram ini menempati satu ruang yang telah terhitung volumenya. Cakram ini kemudian berputar seiring dengan masuknya air ke dalam mater. Cakram ini dihubungkan dengan register meter dengan stick atau tuas untuk mencatat jumlah pemakaian air. Banyaknya putaran cakram ini menunjukan semakin banyaknya kuantitas air yang masuk dan tercatat pada meter.
 
2. Oscilating Piston 
Berbeda dengan jenis meter disc meter, meter jenis piston memilik semacam bucket atau gayung yang akan berputar apabila dialiri air. Air akan masuk dari lubang input dan memenuhi bucket yang akan segara berputar dan menyalurkan pada ruang dibalik bucket melalui sebuah saringan. Pergerakan dari bucket ini menggerakan mekanik yang terhubung pada angka register.
Semakin cepat pergerakan bucket menunjukan volume air yang melaluinya semakin banyak. Meter jenis ini biasanya dilengkapi dengan check valve sehingga air tidak bisa berbalik arah. Saringan pada bucket sangat kecil, hal inilah yang menyebabkan meter jenis ini mudah macet apabila ada pasir.

B. Non Displacement (Non Volume)
     Meter non displacement merupakan kebalikan dari positive displacement meter terdiri dari beberapa jenis :  

1. Velocity meter.   
 Jenis meter ini menggunakan laju air sebagai penggerak dari mekanikal yang ada di dalam meter dan terhubung kepada angka register meter. Kecepatan pada air secara spesifik di konversi menjadi volume yang terbaca pada register meter. Jenis velocity meter ini ada beberapa type :

a.   Single dan Multiple-jet. 
Kecepatan air menggerakan impeller yang ada di dalam meter dan berputar menggerakan roda gigi mekanik dan diteruskan ke register meter. Perbedaan antara single-jet  dengan multiple-jet adalah apabila single jet hanya memiliki satu lubang input dengan konstruksi dalam meter dibuat sedemikian rupa hingga air yang masuk hanya mengenai satu sisi impeller saja demikian dengan lubang keluarnya. Meter ini mampu membaca pada aliran air rendah (low flow), termasuk meter klas C
Sedangkan pada meter jenis multiple-jet mempunyai tempurung yang membungkus impeller dan pada tempurung ada 2 lubang input dan 2 lubang output, lubang-lubang ini dibuat sedemikian rupa sehingga mampu memutar impeller. Secara umum meter jenis ini lebih mampu untuk tetap berputar pada air yang mengandung pasir.


b.  Meter Air Turbin
Meter jenis ini diciptakan oleh Reinhard Woltman. Meter ini mempunyai beberapa keping kipas atau rotor yang dipasang pada sumbu as. Cara kerja meter ini sama dengan meter velocity menggunakan kecepatan air untuk memutar baling-baling dan yang diteruskan pada register untuk dikonversi menjadi volume atau kubikasi. Jenis ini ada yang bertipe vertical dimana sumbu as baling-baling terpasang secara vertical biasanya digunakan pada aliran yang memiliki aliran turbulensi, konstruksi meter dibuat sedemikian rupa sehingga alir tidak langsung mengenai kipas/baling-baling. Hal ini memungkinkan meter ini bisa menerima semua type aliran air sehingga pembacaan meter lebih akurat. Meter type woltman vertical ini juga disebut juga type Woltmag.
Sementara kebalikan dari type woltmag adalah type woltex dimana sumbu as terpasang secara horizontal sehingga bisa juga di sebut type woltman horizontal. Air masuk dari lubang input langsung mengenai baling-baling, meter jenis ini hanya bisa menerima air pada aliran dengan kecepatan tinggi, karena apabila pada debit kecil tidak akan mampu memutar baling-baling.









Sumber :  -  Selection, instalation, testing and Maintenance - AWWA.
                    -  Berbagai sumber lainnya.


(bersambung)

Rabu, 12 Januari 2011

Keluhan Pelanggan adalah Vitamin bagi PAM


Sebagai perusahaan layanan publik, PAM pasti suatu saat bahkan setiap saat akan menghadapi keluhan pelanggan. Banyaknya keluhan pelanggan tidak mungkin dihilangkan hanya bisa dikurangi. Keluhan terjadi karena tidak terlayaninya kebutuhan minimal dari pelanggan terhadap perusahaan air minum. Pihak PAM harus mengelola dengan baik keluhan pelanggan ini hingga tidak menumpuk, sehingga pelanggan tidak sampai frustasi akibat keluhannya tidak ditanggapi dengan baik. Pelanggan merasa sudah melakukan kewajibannya membayar rekening bulanan dan menuntut pelayanan sesuai dengan ekpektasi mereka.

Picture by YoC Mandagi
Definisi dari keluhan pelanggan khususnya pelanggan PAM adalah satu pernyataan kurang puas terhadap produksi air minum baik secara kualitas, kuantitas dan kontinyuitas layanan air minum beserta dengan bentuk layanan yang terikut di dalamnya seperti rekening yang tidak sesuai dengan pemakaian yang diungkapkan baik lisan maupun tertulis dari pelanggan internal maupun eksternal.

Pengelolaan keluhan pelanggan dengan baik bisa dijadikan bahan masukan dan kritik dari masyarakat dalam rangka meningkatkan kualitas layanan. Dari pelanggan pula bisa didapatkan informasi atau sumber-sumber terjadinya kebocoran baik sengaja maupun tidak. Sehingga keluhan pelanggan tidak perlu dihindari tetapi harus dihadapi sebagai bagian dari layanan pelanggan, sehingga apabila pelanggan puas maka akan berimbas pada jumlah pelanggan yang semakin bertambah. Penjelasan mengenai hal ini sudah penulis sampaikan pada tulisan terdahulu di Kepuasan Pelanggan adalah Marketing Terbaik.

Muncul pertanyaan mengapa pelanggan mengeluh? khususnya untuk pelanggan PAM :
1.    Pelanggan merasa tidak puas dengan produksi dan jasa layanan PAM
       -   Kualitas air yang rendah: keruh, adanya butiran pasir, sadah.
       -   Kontinyuitas tidak lancar: sering mati apalagi tanpa pemberitahuan.
2.   Pihak PAM gagal memenuhi harapan pelanggan.
      Secara kuantitas masyarakat merasa bahwa ekspektasi mereka terhadap keberadaan  
      PAM bisa terpenuhi berapapun kebutuhan akan air minum dibutuhkan dan ketika 
      harapan ini tidak terpenuhi mereka merasa pihak telah PAM gagal.
3.   Pelanggan merasa masukan dan keluhan yang telah disampaikan oleh pelanggan tidak 
      mendapat jawaban yang cepat dan tepat sehingga pelanggan merasa pihak PAM tidak 
      responsive.
4.   Pelanggan merasa ada ketidak sesuaian antara tagihan rekening pelanggan dengan 
      pemakaian air setiap bulannya. Untuk yang terakhir ini biasanya paling mendominasi 
      secara prosentase jumlah keluhan pelanggan.

Dalam hal ini petugas atau pihak PAM harus hati-hati dan jeli memilah pelanggan yang benar-benar melakukan keluhan karena kurang mendapat layanan yang baik atau pelanggan yang sekedar pura-pura melakukan keluhan padahal sebenarnya untuk menutupi perbuatannya telah melakukan suatu tindakan yang merugikan pihak PAM, seperti tampering pada meter atau pencurian air.

Disebutkan diatas bahwa keluhan pelanggan juga dapat mendatangkan manfaat dengan adanya informasi dari pelanggan baik positif maupun negative, adapun manfaat lain secara umum adalah :
1.   Pihak PAM akan semakin tahu kelemahan, kekurangan dan kelebihan dalam melayani 
      pelanggannya.
2.   Dengan mengetahui kelemahan dan kekurangan pihak PAM telah melakukan tindakan 
      introspeksi diri untuk lebih memperhatikan dan responsive terhadap keinginan 
      pelanggan.
3.   Dengan mengetahui keinginan pelanggan pihak PAM jadi lebih mudah mencari jalan
      keluar meningkatkan mutu layanannya.
4.   Layaknya orang yang mengeluh, pelanggan akan merasa dihargai dan dihormati jika 
      keluhannya bisa ditangani dengan baik dan cepat.
5.   Meningkatkan kesetiaan pelanggan untuk tetap menggunakan produk PAM dibanding 
      menggunakan air tanah atau produk lain.
6.   Penanganan keluhan dengan baik dan benar akan meningkatkan kepuasan pelanggan 
      sehingga pelanggan akan memenuhi kewajibannya dengan segera.

Picture by YoC Mandagi
Bagaimana pelanggan bisa menyampaikan keluhannya, hal ini sangat penting bagi pelanggan maupun pihak PAM. Berbagai cara harus disediakan oleh pihak PAM sebagai alternative atau pilihan mana yang lebih disukai pelanggan dengan tujuan memudahkan mereka dalam menyampaikan keluhan. Informasi tentang cara menyampaikan keluhan harus disampaikan kepada pelanggan. Adapun berbagai tersebut antara lain melalui telephon (beberapa PAM menyediakan call center), faximile, surat  (PO BOX), layanan e-mail (PAM yang sudah mempunyai website akan mengarahkan pelanggan untuk log in), tatap muka langsung dengan petugas. Sebagian besar pelanggan lebih suka menggunakan alternative terakhir dalam menyampaikan keluhannya terutama keluhan yang terkait dengan rekening tagihan. Hal ini disebabkan secara psychologis pelanggan akan lebih yakin dan berharap dapat penjelasan secara terperinci dan berharap diselesaikan dengan waktu secepat mungkin. Ada juga yang menggunakan pihak ke-3 yaitu melakukan keluhan lewat media baik cetak maupun elektronik walaupun agak kurang fair karena apa yang dikeluhkan pelanggan belum tentu benar tetapi masyarakat sudah mendengar atau membaca hal tersebut sementara pihak layanan publik baru kemudian mendapat hak jawab tidak pada waktu yang bersamaan sehingga opini masyarakat sudah lebih dahulu terbentuk, tetapi cara ini kadang efektif bagi pelanggan sehingga mendapat pelayanan yang cepat dan efektif.

Perusahaan layanan publik termasuk PAM harus mewujudkan bentuk-bentuk layanan dalam menangani keluhan pelanggan. Dalam makalahnya Prof. Dr. M. Irfan Islamy, MPA menyatakan bahwa wujud atau bentuk layanan itu harus berorientasi pada :
1.   Kualitas
      Pelanggan sangat berkepentingan dengan pelayanan yang bermutu. Pelayanan harus 
      berorientasi pada mutu, sehingga perlu didengar dan dilihat pandangan pelanggan 
      serta pengalaman mereka atas mutu pelayanan yang diterimanya.
2.   Akses
      Pelayanan harus mudah diakses oleh pelanggan, seperti :
      -  Letak kantor layanan harus sedekat mungkin bisa dijangkau oleh pelanggan.
      -  Sifat fisik kantor harus cukup representative agar dapat diberikan pelayanan yang 
          memuaskan bagi pelanggan.
      -  Jam kerja kantor pelayanan harus luas sesuai dengan peluang dan kesempatan 
          pelanggan.
      -  Petugas layanan dan sistem pelayanan harus menjamin terpenuhinya kebutuhan 
          kejiwaan dan social pelanggan.
      -  Pelanggan harus mudah memperoleh dan memahami informasi pelayanan dan 
          organisasi pelayanan.
3.   Pilihan
      Pelayanan harus berorientasi pada pilihan dan keinginan pelanggan. Aparat perlu 
      mencermati dan memahami dengan baik dan benar apa yang menjadi pilihan dan 
      keinginan pelanggan dan berusaha memenuhinya.
4.   Partisipasi kontrol aktif pelanggan.
      Pelanggan memiliki hak untuk mengawasi dan mengendalikan pelayanan yang mereka 
      terima. Bila ternyata pelayanan tidak sesuai dengan pilihan dan keinginan mereka maka 
      aparat pelayanan harus merubah dan memperbaiki sesuai dengan harapan para 
      pelanggan.

Kemudian untuk memastikan keberhasilan pengelolaan keluhan atau komplain pelanggan maka ada beberapa factor yang mempengaruhi dan harus diperhatikan oleh pihak layanan publik atau PAM yaitu :
1.   Faktor personal.
      Faktor keahlian,rasa percaya diri, komitmen, attitude dan motivasi masing-masing 
      petugas layanan publik untuk melakukan yang terbaik dalam melayani pelanggan.
2.   Faktor kepemimpinan.
      Faktor kualitas dorongan, bimbingan dan dukungan yang diberikan oleh atasan dan  
      pimpinan tim.
3.   Faktor team.
      Tugas pelayanan adalah tugas tim, tidak mungkin akan berhasil pengelolaan keluhan 
      apabila tidak mendapat dukungan dari seluruh anggota tim. Bagian hublang atau       
      costumer service hanyalah ujung tombak pada saat menghadapi keluhan pelanggan.    
      Untuk berhasil harus didukung ti m lain seperti bagian billing, pembaca meter, 
      distribusi, layanan meter, dll.
4.   Faktor sistem.
      Sistem kerja yang handal seperti adanya SOP, juklak, juknis yang handal ditunjang 
      dengan sarana dan prasarana yang memadahi. Pada perusahaan air minum sudah 
      melakukan standarisasi dan diaudit secara professional oleh pihak ke-3 untuk mengecek 
      pelaksanaan prosedur yang ada.
5.   Faktor Situasional
      Situasi dan kondisi lingkungan baik eksternal maupun internal seperti politik, keamanan, 
      perekonomian secara umum dan lain sebagainya.

Kemudian hal-hal apa saja yang diperlukan dan tidak boleh diperlukan dalam penanganan keluhan pelanggan. Hal-hal yang harus dilakukan oleh pihak PAM.
1.   Membuat “layanan pelanggan” sebagai bagian dari budaya perusahaan.
2.   Berdayakan staff untuk menangani keluhan.
3.   Jaga hubungan dengan pelanggan untuk memastikan bahwa keluhan mereka ditangani 
      dengan memuaskan.
4.   Analisa pola keluhan dan ambil tindakan perbaikan. Terima dan perlakukan keluhan 
      secara positif.
5.   Kesopanan, cepat tanggap dan sentuhan pribadi sangat penting. Pelanggan yang 
      mengeluh dan mendapatkan ketiga hal tersebut biasanya akan tampil sebagai pelanggan
      yang lebih puas dari sebelumnya. Dan mereka akan bercerita kepada orang lain.

Hal-hal yang tidak boleh dilakukan antara lain :
1.   Menyalahkan pelanggan
2.   Mengatakan “ini bukan bagian saya”
3.   Menerima keluhan secara “pribadi” atau membela diri
4.   Menggunakan pekerjaan administratif untuk menolak memberikan tanggapan yang 
      cepat terhadap keluhan
5.   Sikap seenaknya, lamban, dan tidak memperlakukan pelanggan secara pribadi akan 
      membuat PAM kehilangan bukan hanya pelanggan yang bersangkutan, tetapi juga 
      banyak pelanggan yang lainnya – berita buruk akan menyebar dengan cepat.

*****

Pembahasan diatas menunjukan betapa penanganan keluhan bukanlah hal yang sederhana dan harus dikelola sedemikian rupa sehingga berhasil. Ukuran suatu keberhasilan penanganan keluhan antara lain :
1.   Pelanggan akan merasa nyaman dan puas karena merasa yakin bahwa keluhanya akan 
      ditangani dengan baik.
2.   Keluhan pelanggan tidak akan berlanjut hingga ke tingkat yang lebih tinggi, menjadi 
      permasalahan hukum hingga pengadilan dan cukup diselesaikan di internal perusahaan 
      layanan publik / PAM.
3.   Penghargaan dari pelanggan dengan memenuhi kewajibannya dengan membayar tepat 
      waktu.
4.   Pelanggan dan masyarakat menunjukan kepedulian dengan saran dan kritik 
      yang membangun dan tidak apatis terhadap program-program perusahaan.
5.   Adanya penghargaan dari lembaga resmi baik swasta maupun pemerintah terhadap 
      keberhasilan layanan publik tersebut.
Dll.

Dalam hal ini pihak layanan publik / PAM semestinya memasukan pengelolaan keluhan ini dalam misi-misinya sehingga tercapailah visi untuk menjadi perusahaan layanan publik yang terbaik dan disukai oleh masyarakat atau pelanggannya. 


Sekian dan terimakasih.

Sabtu, 08 Januari 2011

Bangunan Reservoir (2) Perlengkapan Reservoir

Pada reservoir ini harus diperlengkapi dengan sistem perpipaan yang terdiri dari pipa masuk dan pelampung, output, peluap dan penguras serta manhole dan ventilasi. Variasi dari perlengkapan aksesoris dapat dipasang pada reservoir yang tergantung pada kebutuhan.

1.    Pipa Masuk dan Keluar.
       Pada reservoir menara biasanya pipa masuk dan keluar melalui pipa yang disebut sebagai “Pendaki” (riser). Reservoir menara dengan diameter pendaki diatas 200 mm dapat mempunyai jeruji pengaman untuk mencegah kemungkinan orang masuk ke lubang pada saat pembersihan/pencucian reservoir.
Reservoir di tanah (ground reservoir) biasanya mempunyai jalur masuk dan keluar yang terpisah. Hal ini dimaksudkan untuk meningkatkan sirkulasi aliran di dalam tangki mempunyai kualitas yang terjamin.  “Silt Stop” yang dipasang di pipa keluar dimaksudkan untuk mencegah endapan terbawa ke pelanggan. Seringkali silt stop tersebut dapat digerakan sehingga endapan dapat dengan mudah dibuang pada saat pencucian.

2.    Pipa Peluap.
       Pipa peluap diperlukan terutama pada saat alat pengukur ketinggian dalam keadaan rusak. Pipa ini ditarik ke bawah sampai kira-kira 0,3 m (1 ft) dan pada saat pelimpahan tidak boleh langsung dituangkan ke atas tanah melainkan harus ditahan dengan lempengan plat atau sistem inlet drainase agar tidak terjadi gerusan pada tanah. Pipa pelimpah tidak boleh langsung ditambangkan ke saluran air kotor atau aliran air hujan tanpa penyelangan udara.

3.     Pipa Drainase.
        Pipa  Drainase dipakai untuk menguras tangki dan pipa ini dibuat pengamanan yang sama seperti pada pipa peluap.

4.     Alat Monitor
        Ketinggian muka air di dalam tangki dapat diukur baik dengan pengukur tekanan yang diletakan di dasar tangki atau sensor ketinggian yang terletak di dalam tangki. Sensor-sensor tersebut perlu dihubungkan dengan pusat operasi sehingga dapat diketahui ketinggian air di dalam tangki. Di banyak sistim, sensor ketinggian air akan mengontrol bekerjanya pompa sekaligus memberikan tanda alarm yang menunjukan tinggi rendahnya permukaan air.

5.     Katup
        Katup sangat berperan terhadap kinerja suatu sistem distribusi, fungsi katup itu sendiri, fungsi katup itu sendiri bervariasi tergantung kondisi fisik dan hidrolis pada reservoir material dan standart dari katup (valve) umumnya tergantung dari jenis fluida, kualitas air, kondisi kerja dan kondisi lingkungan dimana katup ditempatkan.

6.     Ventilasi Udara
        Ventilasi udara harus dipasang pada reservoir untuk keluar masuknya udara pada saat air turun dan naik. Ventilasi harus dipasang dengan saringan kawat 13 mm (1/2”) agar burung atau hewan lain tidak masuk ke dalamnya. Kontaminasi akibat dari serangga jarang sekali terjadi, karena itu saringan serangga tidak diperlukan.

7.     Lubang Ventilator
        Reservoir harus dilengkapi dengan lorong-lorong jalur keluar masuk pada saat pencucian dan pemeliharaan. Lubang lorong itu harus dibuat sedemikian rupa sehingga air genangan tidak dapat ikut masuk ke dalam tangki. Untuk masalah keamanan maka lubang lorong dan manhole harus dikunci. Apabila reservoir sedang dicat maka perlu dibuat lorong baru terdapat ventilasi untuk membuang uap cat.

Picture by YoC Mandagi at Worship Moments
8.     Tangga.
        Tiga jenis tangga harus disiapkan untuk menjaga keamanan dan kemudahan akses ke beberapa bagian yaitu tangga naik, tangga luar tangki dan tangga atap. Tangga naik dengan rel sisi harus diperpanjang dari 2,5 m diatas tanah samapai dengan titik yang menghubungkan dengan balkon. Tangga naik yang beberapa meter diatas tanah dimaksudkan untuk mencegah kejahatan dan pengguna yang bukan hak, tapi tangga ini memerlukan tangga lain untuk dapat mencapainya.
Dalam semua kasus, diperlukan tangga luar (dengan rel sisi) yang ditempatkan diluar tangki menghubunkan dengan balkon ataupun dengan tangga menara (jika balkon tidak ada).  Tangga luar tangki ini dapat dihubungkan dengan tangga atap.
Jalur jalan perlu dibuat untuk mencapai semua lubang lorong dan ventilasi. Tangga atap harus dapat dicapai baik dari tangga luar maupun dari tangga pendaki dalam hal tangki silinder. Peralatan pengamanan yang harus tersedia pada tangga antara lain pengaman sangkar (agar orang tidak jatuh), lantai tempat berhenti sejenak ataupun rel tangan untuk tangga atap. Persyaratan untuk ini diatur dalam persyaratan nasional ataupun local. Tangga juga mungkin juga harus disiapkan di dalam reservoir itu sendiri yang dapat dicapai baik dari manhole (yang biasanya) terkunci disisi dinding ataupun melalui atap  menuju bagian atas.

9.     Pengecatan / Pelapisan.
        Semua tangki baja dan beberapa tangki beton perlu dilindungi terhadap karat dengan cat atau lapisan. Pemilihan jenis cat harus teliti dari beberapa bahan yang tersedia (alkyd, epoxy, vinil, petroleum wax, dll). Pertimbangannya adalah memakai bahan yang efektif, tidak menyebabkan bau dan rasa terhadap air. Disarankan agar meminta saran dari pabrik untuk memilih cat yang sesuai dengan standard an harus mendapat persetujuan dari dinas kesehatan yang ditunjuk.

10.    Cathodic Protection.
         Disamping sistem pengecatan yang baik untuk bagian dalam dan luar, maka perlindungan terhadap kemungkinan karat dibagian yang terendam air (untuk tangki baja) perlu dilakukan. Catodhic protection adalah suatu sistem yang membalikan pengaliran arus yang cendrung untuk mengalirkan besi dari permukaanya sebagai penyebab karat dan kerusakan. Dengan menempatkan elektroda di dalam air dan dihubungkan dengan tangki baja, maka arus listrik akan mengalir melalui tangki dan menyebabkan korosi pada elektroda, tapi bukan pada tangki baja. Pada kenyataannya sangat sulit untuk mengosongkan reservoir dan mengecat ulang, maka penggunaan cathodic protection merupakan salah satu penyelesaian untuk perlindungan terhadap karat.

11.    Lampu
         Tergantung lokasi dan ketinggian dari tangki, maka lampu pengaman perlu dipasang sehingga dapat member peringatan kepada kapal udara. Terlebih lagi pada daerah berbahaya, maka papan cek warna kuning dan putih mungkin diperlukan.

12.    Sekat
         Sekat-sekat ini gunanya supaya tidak ada tempat dimana air tidak bergerak jadi diusahakan seluruh air bergerak terus menerus.

Sumber :
  • Pedoman Operasi Dan Pemeliharaan Unit Distribusi dari Kemenpu BPPSPAM

Senin, 03 Januari 2011

Bangunan Reservoir (1)

Reservoir distribusi merupakan bangunan penampungan air minum sebelum dilakukan pendistribusian ke pelanggan/masyarakat, yang dapat ditempatkan di permukaan tanah, di atas permukaan tanah  maupun dibawah permukaan tanah.

Bangunan reservoir umumnya di letakan di dekat jaringan distribusi pada ketinggian yang cukup untuk mengalirkan air secara baik dan merata ke seluruh daerah konsumen.

Gb. Tanki sumber dari Saunders Internasional
Fasilitas penampungan air distribusi dapat terletak di tanah atau menara. Fasilitas tersebut dapat berupa tangki  “standpipe” ataupun reservoir itu sendiri. Sebutan tangki biasanya yang berhubungan struktur tempat penyimpanan air. “Standpipe” adalah suatu tipe tanki yang berada di atas tanah, dimana tingginya lebih besar dari diameternya (bentuk silinder). Kelemahan dari “Standpipe” adalah hanya air dibagian bawah untuk penggunaan darurat. Sebutan reservoir akan lebih umum dipakai untuk tempat penampungan yang lebih besar. Reservoir biasanya berupa kolam, danau ataupun suatu tempat yang dibuat secara natural ataupun dikonstruksikan dengan menggunakan geografi alami dari alam sekitarnya. (Sebagian besar reservoir berskala besar digunakan sebagai penampungan air baku, tidak untuk penampungan air bersih dalam sistem distribusi.
Sampai saat ini reservoir telah dibangun dari berbagai macam dan material (bahan) konstruksi. Reservoir yang paling lama dibuat dengan teknik penimbunan tanah. Saat ini beton dan baja adalah bahan yang paling banyak dipergunakan.

Pengoperasian vasilitas penampungan biasanya berjalan secara otomatis sesuai dengan disain operasinya untuk mengatasi fluktuasi kebutuhan dan pasokan. Tangki akan terisi apabila pasokan air melebihi kebutuhan dan akan menjadi kosong apabila pasokan air lebih rendah dari kebutuhan.

Optimalisasi Reservoir.

Gb. Tanki baja sumber dari Sauders International
Reservoir sebagai salah satu bagian unit sistem penyediaan air minum (SPAM) mempunyai fungsi sebagai pengendali sistem supply pelayanan distribusi dimana mempunyai fluktuasi selama 24 jam, terjadi pemakaian minimum saat dimalam hari dan tengah hari sedangkan pada pagi hari dan sore hari terjadi pemakaian maximum. Dengan demikian reservoir dapat menampung pada kebutuhan distribusi di bawah dari kapasitas produksi dan akan mensupply pada kebutuhan puncak di atas kapasitas produksi.

Optimalisai sistem reservoir merupakan kegiatan pengalokasian sistem supply jaringan distribusi berdasarkan acuan letak dan kapasitas reservoir yang terbangun guna meningkatkan kualitas pelayanan distribusi dengan pendekatan besarnya beban-beban kebutuhan air pelayanan.

Gb Tanki sumber dari Sauders International
Kegiatan optimalisai reservoir dilakukan melalui pendekatan-pendekatan terhadap :
  • Estimasi kebutuhan air bersih wilayah pelayanan.
  • Kondisi kapasitas aliran ke wilayah pelayanan.
  • Kondisi dan kapasitas sistem supply dari IPA atau bronkaptering ke reservoir.
  • Jangkauan dan elevasi serta sistem pengaliran.

Konstruksi Reservoir.
Konstruksi reservoir direncanakan berdasarkan standard-standard yang berlaku di Indonesia. Konstruksi ini dapat berupa konstruksi beton atau baja. Pertimbangannya adalah :

Gb. Tanki sumber dari Saunders International
1.  Teknis.
     Dalam pertimbangan teknis penentuan reservoir harus mempertimbangan kondisi geografis, misalnya reservoir beton lebih cocok dibangun di daerah pantai karena lebih tahan korosi dari pada baja. Untuk diderah pedalaman diaman angkutan dan air untuk kerja sulit didapatkan konstruksi beton akan lebih sulit dipakai. Seandainya pertimbangannya adalah kemudahan untuk sewaktu-waktu dipindahkan maka lebih dipakai dari bahan jenis baja.

2.  Ekonomi .
     Segi biaya sebenarnya berkaitan dengan aspek teknis. Tingkat kesulitan teknis akan tercermin dalam nilai biaya yang dikeluarkan untuk pelaksanaannya. Misalnya membangun reservoir di daerah terpencil dengan volume kecil dari beton akan lebih mahal dibanding dengan membangun reservoir dari baja.
Gb. Tanki Baja sumber dari Saunders International
Hal lain yang harus dipertimbangkan adalah umur teknis atau life time dari reservoir. Dari segi ekonomis karena daya tahan beton lebih lama maka akan menghasilkan biaya penyusutan yang lebih kecil dari pada baja. Sehingga apabila penyusutan dikuantifikasi ke biaya, reservoir beton akan lebih murah dari pada reservoir baja.

Reservoir ini harus ditutup untuk mencegah masuknya air hujan atau sampah/kotoran ke dalamnya dan untuk melindungi dari gangguan manusia ataupun binatang.

Jenis-jenis Reservoir berdasar bahan konstruksinya :
A.   Tangki Baja.
       Banyak reservoir menara dan “standpipe” atau reservoir tanah yang dikonstruksi dari bahan bajayang dibaut atau dilas, karena baja beresiko terhadap karat, maka perlu dicat dan dilindungi dengan “Cathodic Protection”. Biasanya tangki baja jauh lebih murah dari tangki beton.

Gb Tangki Bulat sumber dari Saunders International
B.   Tanki Beton
      Tanki dan reservoir beton pertama kali dibuat tanpa penutup. Perkembangan selanjutnya konstruksi ini memakai penutup dari kayu atau beton. Dengan tutup ini maka masalah sanitasi akan terselesaikan. Kelemahan umum dari bahan beton adalah biaya konstruksi yang relative lebih tinggi.

C.   Tangki Beton Cetakan
       Bentuk dari tangki beton tergantung dari ketersediaan cetakannya. Hal ini yang membatasi variasi bentuk strutur dan biasanya tangki ini dibuat dari segi empat ataupun bujur sangkar. Masalah lainnya adalah penempatan besi dan juga sambungan yang biasanya bocor.

Gb Proses konstruksi tangki sumber Saunders International
D.   Tangki beton Presservoir  Stressed.
       Konstruksi beton bertulang dimulai dari dinding bagian dalam yang menentukan bentuknya menjadi bulat. Kawat/besi press stressed baja yang dipasang membungkus bagian dalam. Reservoir yang telah selesai kemudian dilapisi dengan lapisan beton hidrolik. Desain dan konstruksi dari beton press stressed yang baik akan memberikan keuntungan antara lain : harga yang murah, relative lebih kedap dan tidak memerlukan pengecatan ataupun catodhic protection. Kekuatan tariknya yang besar, maka konstruksi ini dapat dibuat lebih tipis dan lebih sedikit tulangan baja disbanding dengan beton cetakan. Konstruksi ini hanya boleh dibangun oleh kontraktor berpengalaman dan handal.

E.   Reservoir yang dilapisi dengan Beton Penggunaan Hidrolik
      Cara lain untuk membangun reservoir adalah dengan menggunakan “beton penggunaan hidrolik” untuk menutupi atau melapisi reservoir timbunan tanah. Konstruksi ini dibangun dengan menggunakan beton hidrolik, anyaman tulangan dan ditutup lagi dengan beton keperluan hidrolik sebagai bahan perkuatan dan pelapisan reservoir timbunan tanah. Biayanya relative lebih murah, namun biasanya untukreservoir yang tidak terlalu dalam lagi pula sulit untuk ditutup.

(bersambung)

Sumber :
  • Pedoman Operasi Dan Pemeliharaan Unit Distribusi dari Kemenpu BPPSPAM
  • Sauders International