Kamis, 02 Desember 2010

Mimpi Perusahaan Air Minum Tentang Collection 100%. Mungkinkah ….?


"Dimuat di majalah Air Minum edisi Januari 2011"

Dalam bisnis penyediaan air minum (PAM) ada 3 hal penting  yang selalu dijadikan target dari waktu ke waktu bahkan menjadi sebagian tolok ukur dalam melihat kinerja sebuah perusahaan air minum.  Ketiga hal tersebut adalah 1) volume air  terjual, 2) water losses atau NRW, 3)collection.

Kali ini penulis mengajak pembaca untuk berdiskusi tentang Collection, 2 hal lainnya akan kita bahas pada kesempatan lain. Sekarang apa yang dimaksud dengan Collection,  kalau kita buka kamus maka artinya adalah pungutan atau pengumpulan. Arti Collection menurut bahasa PAM adalah hasil pembayaran rekening atau tagihan yang dilakukan oleh pelanggan sebagai bentuk dari kewajiban pelanggan setelah mendapat haknya berupa air bersih / air minum.

Picture by YoC Mandagie at Worship Moments
PAM tentunya sangat berkepentingan untuk menekan jumlah collection setinggi mungkin. Besaran collection biasanya dinyatakan dalam prosentase. Jumlah 100% adalah jumlah tertinggi dan sempurna artinya seluruh pelanggan membayar tagihan rekeningnya tanpa ada tunggakan atau keterlambatan. Kondisi ini yang ingin dicapai oleh setiap PAM atau kondisi ideal. Sangat luar biasa sulit untuk mencapainya sehingga dibutuhkan usaha yang luar biasa pula. Biasanya suatu PAM dianggap collectionnya baik apabila diatas 98%, sisanya sebagai cadangan apabila ada pelanggan yang lelet, malas atau sedang dalam kesulitan melakukan pembayaran. Ada kalanya pelanggan tidak mau membayar bukan karena hal-hal tersebut diatas tetapi karena kecewa dengan pelayanan PAM sehingga mereka complain dan menunda pembayaran atau bahkan tidak membayar sama sekali.

Usaha untuk menekan jumlah collection setinggi mungkin yang bisa dilakukan oleh pihak PAM sangat banyak, misalnya :
  • Mengedukasi pelanggan tentang pentingnya pembayaran rekening PAM, hal ini penting karena di beberapa tempat terutama di daerah, dimana masyarakatnya masih ada yang beranggapan bahwa air yang didapat dari PAM adalah anugrah dari Tuhan atau betapa mudahnya mengalirkan air dari suatu mata air kepada pelanggan sehingga mereka malas atau tidak mau melakukan pembayaran.
  • Menghimbau pelanggan untuk membayar tepat waktu. Biasanya PAM membatasi waktu pembayaran pada tanggal 1 sampai dengan tanggal 20 pada bulan berikutnya. Ada juga PAM yang sudah menerapkan waktu pembayaran sehari setelah pembacaan meter dilakukan. Hal ini untuk semakin mempercepat terkumpulnya pembayaran dan memberi waktu lebih lama kepada pelanggan dalam melakukan pembayaran.
  • Pihak PAM biasanya akan memberi denda atau penalty kepada pelanggan yang melakukan keterlambatan dalam pembayaran sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan. Besarnya denda keterlambatan ini relative kecil bagi pelanggan tertentu sehingga mereka melakukan pembayaran setiap 2 bulan sekali bahkan lebih.
  • Mempermudah cara pembayaran bagi pelanggan sebagai bentuk pelayanan PAM. (lihat tulisan sebelumnya Kepuasan Pelanggan adalah Marketing Terbaik).
  • Penyegelan meter air pelanggan sehingga untuk sementara waktu pelanggan tidak dapat memperoleh air dalam waktu tertentu dan segel ini akan dibuka kembali setelah pelanggan melakukan pembayaran. Pada beberapa PAM ada juga yang menyertai petugas penyegelan dengan bagian penerimaan pembayaran sehingga sebelum disegel pelanggan akan ditawari apakah akan melakukan pembayaran saat itu juga atau meter air disegel.
  • Pencabutan meter adalah tindakan selanjutnya apabila pelanggan tetap tidak melakukan pembayaran walaupun telah dilakukan penyegelan meter air. Apabila pelanggan ingin menyambung kembali meter airnya maka pelanggan dikenakan biaya sambung ulang meter. Sebelum hal ini dilakukan biasanya pihak PAM akan memberi teguran lewat surat.
  • Pencabutan pipa dinas dari ambur sebagai langkah terakhir dari usaha PAM sebagai usaha untuk menagih tunggakan. Hal ini juga dilakukan untuk mencegah tindakan pencurian air yang dilakukan oleh oknum. Dalam sistem billing IT, nomer pelanggan akan dihapus untuk memperkecil rasio rata-rata volume.
  • Pihak PAM juga bisa melakukan pelaporan kepada pihak yang berwajib dalam rangka melakukan penagihan rekening pelanggan terutama yang besar secara perdata.
Bagaimana menjawab pertanyaan seperti judul dari tulisan ini. Pertanyaan ini mestinya bukan hanya tugas dari pihak PAM tetapi juga para ilmuan dan pabrikan dalam menemukan sebuah sistem yang memaksa pelanggan untuk melakukan pembayaran air bahkan sebelum mendapat air.

Pada perusahaan telkomunikasi sudah dilakukan dua sistem cara berlangganan yaitu sistem prabayar dan pasca bayar. Sistem prabayar dilakukan dengan cara membeli voucher dengan harga bervariasi dan pelanggan akan mendapat nomor seri yang akan diaktivasi sehingga pelanggan dapat menggunakan fasilitas tersebut. Pada kenyataannya pelanggan ponsel banyak yang lebih memilih menjadi pelanggan pra bayar. Karena lebih mudah dan bisa mengontrol pemakaian. Pada Perusahaan Listrik Negara (PLN) cara berlangganan seperti ini juga sudah mulai diterapkan. Dengan menggunakan meter listrik khusus yang dibuat sedemikian rupa sehingga pelanggan harus membeli voucher yang dijual ditempat yang telah ditentukan oleh PLN yang kemudian diaktivasi sehingga aliran listrik akan mengalir. Tagihan PLN sistem ini agak berbeda dengan pelanggan ponsel yaitu karena yang  dihitung adalah selain waktu atau lamanya pemakaian juga besarnya daya yang digunakan. Sekarang PLN sedang gencar menggalakan sistem layanan ini.

Picture by YoC Mandagie at Worship Moments
Meter PLN ini bahkan diciptakan dan dibuat oleh putra Indonesia, peneliti dari ITB. Apakah sistem yang sama juga bisa diterapkan di sistem air minum. Sebagai sesama perusahaan public tentunya PAM juga ingin menerapkan pelayanan yang sama. Menurut peneliti tersebut, kebetulan penulis pernah berbicara langsung dengan penemu sistem prabayar ini bahwa sistem ini juga bisa juga diterapkan pada meter air minum, tentunya diperlukan modifikasi dan penelitian yang panjang dan tidak mudah. Seperti kita ketahui bahwa perlakuan listrik dan air tidak sama. Pelanggan akan berpikir berulangkali untuk melakukan tamper meter listrik karena bisa kesetrum, kebakaran bahkan kematian, tetapi terhadap meter air reseiko bahayanya hampir tidak ada, paling hanya basah terkena air.

Seandainya sudah ada jenis meter seperti ini tentunya sangat diminati oleh pihak PAM. Harga yang lebih mahal dibanding jenis meter yang sudah ada sekalipun tidak jadi masalah mengingat keuntungan yang didapatkan. Penulis hanya bisa membayangkan bahwa jenis meter ini nantinya electronically dan mempunyai katup yang akan bergerak secara otomatis apabila pulsa pelanggan habis. Untuk menggerakan katup semestinya butuh power atau daya, yanag rasanya tidak mungkin dihasilkan dari air. Ah.. biarlah para ahli yang memikirkan hal tersebut, penulis tidak memiliki kapasitas sejauh itu.  Penulis hanya bisa bermimpi dan mestinya menjadi mimpi seluruh insan air minum.

Adapun keuntungan-keuntungan yang didapat  seandainya sistem prabayar ini diterapkan pada sistem penyediaan air minum :
  1. PAM akan mendapat dana tunai diawal sehingga modal awal operasional tidak terlalu besar.  Sehingga mestinya tariff bisa lebih murah daripada pebayaran dilakukan setelah operasional.
  2. Collection akan ditekan habis bahkan hingga 100%.
  3. Pihak PAM tidak perlu menyediakan tenaga pencatat meter, penyegelan meter dan  pemutusan serta penyambungan meter akibat tunggakan. Hanya perlu ditingkatkan pada bagian audit meter air.
  4. Jumlah complain akibat tagihan meter akan jauh berkurang.
  5. Tidak perlu lagi melakukan estimasi / perkiraan hasil bacaan yang dialkukan oleh pihak PAM akibat kesulitan teknis ataupun non teknis
  6. Pelanggan bisa mengontrol pemakaian airnya sedemikian rupa sehingga tidak terjadi lonjakan pemakaian air yang tiba-tiba dan tidak diketahui oleh pelanggan.
  7. Pelanggan lebih nyaman karena berkurangnya gangguan akibat petugas meter yang silih berganti melakukan pengecekan.
Dengan adanya keuntungan-keuntungan tersebut diatas tentunya sistem ini juga mempunyai beberapa kelemahan dan kekurangan yang mungkin bisa bisa diantisipasi, antara lain :
  1. Harga meter ini mestinya sangat mahal tidak seimbang dengan harga kubikasi air saat ini di Indonesia masih sangat murah. Supaya sesuai harus dipasang pada pelanggan yang mempunyai  tagihan besar tetapi pelanggan besar biasanya pembayarannya lancar.
  2. Masyarakat atau pelanggan di Indonesia pada umumnya masih belum familier dengan teknologi tinggi.
  3. Pelanggan PAM di Indonesia pada umumnya masih memandang sebelah mata tentang betapa penting fungsi meter air sehingga biasanya penjagaan terhadap meter sangat kurang.
  4. Pencurian meter air untuk dijual lagi di Indonesia masih cukup banyak.  
Masih banyak keuntungan dan kekurangan yang belum terpikir oleh penulis saat ini, dan biasanya masalah baru akan bermunculan setelah suatu sistem diimplementasikan. 

****
Apa yang penulis sampaikan diatas adalah suatu mimpi. Saat ini di Indonesia bahkan mungkin di seluruh dunia sistem langganan prabayar untuk air minum belum ada. Rasanya memang sulit tetapi bukan sesuatu yang tidak mungkin.

Pada tahun 70’an pelanggan air minum masih belum terbayang dan bermimpi adanya meter air yang dibaca dari jarak jauh. Tetapi sekarang dengan Automatic Meter Reading (AMR)  mimpi itu terwjud. Bahkan tanpa turun dari kendaraan.

Bukankah suatu bentuk kemajuan diawali dari mimpi ? Dari tidak ada menjadi ada, dari tidak mungkin menjadi mungkin. Sejauh manusia masih bisa berpikir maka tidak ada yang tidak mungkin bagi manusia kecuali menghembuskan nyawa terhadap hasil ciptaannya sehingga menjadi hidup, karena hanya Sang Pencipta–lah yang bisa melakukan itu. Penulis yakin suatu saat nanti para peneliti akan menemukan sistem ini.

2 komentar:

  1. Mohon izin link, Pak Yon. Berbagi kisah Actar Avatar sebagai pencatat meter air.

    BalasHapus
  2. silahkan pak Buroqi... semoga bermanfaat...

    BalasHapus